Kesadaran akan pentingnya kesehatan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak yang harus direspons dengan aksi nyata. Pasalnya, tantangan kesehatan masyarakat saat ini semakin kompleks. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Kesehatan meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Kampanye Aksi Bergizi sebagai wujud komitmen untuk membangun budaya hidup sehat yang dimulai sejak dini.
Sebagaimana disampaikan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam acara Kick Off Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Kampanye Aksi Bergizi di SMP Negeri 3 Wonosobo, Senin (4/8/2025), kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pemeliharaan kesehatan secara menyeluruh. Program ini tidak hanya menjadi momentum untuk edukasi, tetapi juga penguatan investasi sosial jangka panjang melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin memberikan kesan yang kuat kepada masyarakat bahwa menjaga kesehatan adalah tanggung jawab pribadi, namun dampaknya bersifat kolektif. Saya harap ini bukan hanya menjadi seremonial, melainkan memunculkan kebiasaan yang berkelanjutan, hingga tercipta budaya hidup sehat dalam keseharian warga Wonosobo,” ujar Afif.
Afif juga menegaskan bahwa program CKG merupakan bagian dari 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Wins Presiden RI. Program ini menyasar seluruh kelompok usia sesuai siklus kehidupan, mulai dari bayi hingga lansia. Artinya, pelaksanaan CKG hari ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan.
Hingga 29 Juli 2025, pelaksanaan CKG di Kabupaten Wonosobo telah menjangkau 140.062 orang, dengan mayoritas penerima manfaat berasal dari kelompok dewasa dan lanjut usia. Namun, Pemerintah Kabupaten kini mulai memfokuskan perhatian pada kelompok usia sekolah, terutama rentang usia 7 hingga 17 tahun melalui inisiatif CKG Sekolah.
Dalam konteks tersebut, tahun ajaran baru 2025/2026 menjadi penanda penting dimulainya pelaksanaan nasional CKG Sekolah, yang diawali dari Sekolah Rakyat di bawah koordinasi Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan. Kabupaten Wonosobo secara serentak ikut menandai langkah besar ini dengan menyasar seluruh anak usia sekolah dari tingkat SD hingga SMA/sederajat, termasuk SLB serta anak-anak usia sekolah yang belum terjangkau pendidikan formal.
“Saya mengajak semua pihak, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI, serta seluruh sekolah dan puskesmas untuk berkolaborasi dan memastikan bahwa tidak ada anak Wonosobo yang terlewat dari layanan kesehatan ini,” tegas Afif.
Bertepatan dengan Kampanye Aksi Bergizi hari ini, Afif juga mengingatkan bahwa peningkatan kesehatan generasi muda tidak bisa dilakukan dengan satu pendekatan tunggal. Diperlukan intervensi terintegrasi yang mencakup edukasi, nutrisi, dan perlindungan imunologis.
Kampanye Aksi Bergizi sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 2022 dan kini memasuki tahun keempat pelaksanaan di Wonosobo. Tahun ini, kampanye tersebut disinergikan dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), termasuk pemberian imunisasi HPV bagi siswi kelas 9 yang belum mendapatkannya. Sinergi ini memperkuat perlindungan kesehatan bagi remaja, terutama remaja putri, melalui kombinasi pendekatan promotif, preventif, dan kuratif.
“Keberhasilan program ini tentu tidak terlepas dari komitmen sekolah, guru, orang tua, dan tentu saja partisipasi aktif siswa. Mari kita wujudkan generasi muda Wonosobo yang sehat, cerdas, dan tangguh, karena merekalah yang akan menjadi pilar pembangunan daerah di masa depan,” tutup Bupati.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa peluncuran dua program hari ini menjadi bagian dari strategi kesehatan daerah yang menyasar anak usia sekolah. Ia menyebutkan bahwa Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah ditujukan untuk anak usia 7 hingga 17 tahun, yang terdiri dari peserta didik di jenjang SD/MI hingga SMA/SMK.
Jumlah sasaran riil kami sebanyak 152.664 anak. Ini mencakup semua anak usia sekolah yang tersebar di berbagai lembaga pendidikan formal,” jelas Jaelan. Ia juga menambahkan bahwa anak usia pra sekolah, seperti PAUD dan TK, termasuk dalam kelompok sasaran terpisah yang akan dilayani secara bertahap sepanjang tahun, dimulai sejak Februari 2025.
Selain pemeriksaan kesehatan, Pemerintah Kabupaten juga memulai pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dijadwalkan berlangsung dua kali setahun, yaitu pada bulan Agustus dan November. Program ini menyasar siswa kelas 1, 2, dan 5 SD, serta kelas 3 SMP, dengan jenis vaksin yang berbeda sesuai jenjang usia.
“Untuk siswa kelas 1 SD, diberikan imunisasi Campak-Rubella. Kelas 2 menerima vaksin DT (Difteri dan Tetanus), sementara kelas 5 SD mendapatkan vaksin TD (Tetanus Difteri) dan HPV khusus untuk siswi. Adapun siswi kelas 3 SMP juga mendapatkan imunisasi HPV untuk mencegah kanker leher rahim,” terang Jaelan.
Lebih lanjut, Jaelan menekankan bahwa kegiatan imunisasi ini menyasar seluruh anak, baik yang bersekolah di lembaga negeri maupun swasta, termasuk madrasah di bawah naungan Kementerian Agama. Pelaksanaannya dilakukan oleh masing-masing Puskesmas yang bekerja sama dengan sekolah dan didampingi tim monitoring dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kominfo, serta Kejaksaan Negeri.
“Prinsip yang kami pegang adalah pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Banyak penyakit kronis dan berbiaya tinggi bisa dicegah melalui imunisasi dan deteksi dini. Melalui pemeriksaan kesehatan ini, kita bisa mengidentifikasi faktor risiko sejak dini dan melakukan intervensi sebelum berkembang menjadi penyakit serius,” pungkasnya.
Dengan sinergi antara layanan kesehatan, edukasi, dan pelibatan lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berharap dapat menciptakan ekosistem yang mendukung generasi muda tumbuh dalam kondisi sehat, kuat, dan siap menghadapi tantangan masa depan.(*)